CHARACTER BUILDING
Dari segi
bahasa, membangun karakter (Character building) terdiri dari dua
kata yakni Membangun (to buid) dan karakter (character). Adapun
artinya "Membangun" bersifat memperbaiki, membina, mendirikan,
mengadakan sesuatu. Sedangkan "Karakter" adalah tabiat, watak,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain. Dalam konteks disini adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan
untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan,
akhlak mulia, insan manusia sehingga menunjukan perangai dan tingkah laku yang
baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Dari
pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa membangun karakter (character
building) adalah proses membangun atau membuat jiwa sedemikian rupa sehingga
membentuk unik, menarik, dan berbeda dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf
alphabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah
orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya (termasuk
dengan yang tidak/belum berkarakter atau berkarakter tercela).
CONTOH KASUS
Tentang
pembentukan proses pembentukan karakter ini dapat disebutkan sebuah nama besar
“Helen Keller” (1880-1968).
Ia lahir normal di Tuscumbia, Alabama pada 1880. Di usia 19
bulan, ia diserang penyakit yang menyebabkannya buta dan tuli. Ia menjadi
frustasi karena kesulitan
berkomunikasi, sering marah, dan sulit diajar. Pada usia 7 tahun, orang tuanya
mempercayai Anne Sullivan menjadi guru pribadi dan
pembimbing Hellen. Anne memegang tangan Helen di bawah air dan dengan bahasa
isyarat, ia mengucapkan "A-I-R" pada tangan yang lain. Saat Helen
memegang tanah, Annie mengucapkan "T-A-N-A-H" dan ini dilakukan
sebanyak 30 kata per hari.
Helen diajar membaca lewat huruf Braille
sampai mengerti apa maksudnya. Helen menulis, "Saya ingat hari yang
terpenting di dalam seluruh hidup saya adalah saat guru saya, Anne Mansfield
Sullivan, datang pada saya." Dengan tekun, Annie mengajar Helen untuk
berbicara lewat gerakan mulut, sehingga Helen berkata, "Hal terbaik dan
terindah yang tidak dilihat atau disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan
di dalam hati." Ia belajar bahasa Perancis,
Jerman, Yunani dan Latin lewat Braille. Pada usia 20 tahun, ia kuliah di Radcliffe College, cabang
Universitas Harvard
khusus wanita. Annie menemani Hellen untuk membacakan buku pelajaran, huruf
demi huruf lewat tangan Helen dalam huruf Braille. Hanya 4 tahun, Helen lulus
dengan predikat magna cum laude. Dia adalah orang tuna rungu
dan tuna netra pertama yang lulus dari universitas.
Pada tahun 1914, Helen Keller berkeliling Amerika untuk menjadi aktivis,
konselor, maupun dosen terutama untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan
seperti dirinya.
Pada tahun 1923, Helen menjadi juru bicara bagi American Foundation for the
Blind dan mengurus penggalangan dana, serta pengembangan sistem pendidikan yang
lebih baik bagi penderita keterbatasan fisik.
Wanita luar
biasa ini pernah berkata : ”character
cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and
suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired and
success achieved” (karakter tidak bisa berkembang dalam kemudahan dan
cukup. Hanya melalui pengalaman ujian dan penderitaan jiwa bisa diperkuat, visi
dibersihkan, terinspirasi ambisi dan keberhasilan yang dicapai).
Helen
Keller adalah model manusia berkarakter (terpuji) dan sejarah hidupnya
mendemonstrasikan bagaimana proses membangun karakter itu memerlukan disiplin
yang tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instant.
SUMBER
http://www.kompasiana.com/sohudi/upaya-membangun-karakter-character-building_550e56e2a33311c02dba7f8b (4/24/2016
3:26 PM)
http://www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/88-pentingnya-pendidikan-karakter-untuk-kemajuan-bangsa (4/24/2016
3:49 PM)
http://belajarpsikologi.com/mengapa-perlu-adanya-pendidikan-karakter/ (4/26/2016
7:39 AM)
https://id.wikipedia.org/wiki/Helen_Keller (4/26/2016
8:04 AM)
ANALISIS
Kesimpulan dari apa yang saya baca adalah karakter building memang penting. Tidak kalah penting dengan matematika dan
bahasa inggris yang dipelajari anak-anak usia sekolah dasar. Bahkan lebih
penting dari itu semua, karena karakter posisinya adalah pondasi. Dengan
karakter yg telah dibangun, apapun kompetensi yang dibangun diatas pondasi berdiri tegak dan benar.
Karena itu
membangun karakter yang terpercaya dan dapat diandalkan adalah kunci dari
kesuksesan setiap individu. Dalam Character
Building tiap orang akan dilatih untuk mengembangkan karakter-karakter yang
dibutuhkan agar menjadi seorang profesional yang dapat diandalkan seperti disiplin,
keberanian, kepercayaan diri, integritas, kegigihan, tanggung jawab, kepedulian
dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar